02 Februari 2008

Hasta Brata

Salah satu temanku bernama Asto Broto. Teman yang dandy dan kayaknya anak mami. Itu dulu sekali. Ingat namanya, ingat Hasta brata, sebuah ajaran Jawa yang oleh pak Jayasuprana Jamu Jago diberi nilai sepuluh, tak kurang nilai dibanding dengan strategi perang Sun-tszhu (nulisku bener nggak, ya?) ataupun model-model lain dari luar sana.
Kalau Singapura pada era modern ini punya model leadership, maka bumi Nusantara ini sebenarnya sudah memiliki model leadership yang bagus sekali, yakni Hasta Brata, delapan unsur yang perlu dimiliki oleh setiap pemimpin. Delapan unsur ini sangatlah sederhana tetapi memang perlu penelaahan yang dalam pada masing-masing orang. Pokok-pokoknya kurang-lebih adalah bahwa seorang pemimpin perlu :

  • Mahambeg mring kismo, memiliki sifat seperti bumi, yang setiap saat menjadi sumber kebutuhan hidup bagi siapapun. Dan bumi tak pernah sombong meskipun selalu memberi segalanya. Buktinya? Ayam buang kotoran di atasnya bumi juga nggak protes kan? Padahal ayam makan cacing yang dikais dari dalam tanah.
  • Mahambeg mring warih, air yang selalu berusaha untuk meresap ke level paling bawah. Bahasa iklannya adalah ‘how low can you go’. Pemimpin harus bisa menyatu dengan bawahan yang adalah rekan kerja. Tanpa bawahan tidak ada pemimpin, emang siapa yang akan dipimpin? Tanpa bawahan pemimpin tidak akan mampu melakukan segalanya. Jadi menyatulah.
  • Mahambeg mring samirana, angin. Dia ada di mana saja dan adil kepada siapa saja.Angin atau udara nggak pernah diskriminatif kepada siapa saja yang bernafas di sekitarnya. Di kutub adil, di ekuator adil, di puncak gunung adil, kepada siapa saja adil. Yang lobang hidungnya sempit atau longgar, Angin tetap adil.
  • Mahambeg mring candra, candra artinya bulan, terang tetapi sejuk dan oleh karenanya jadi menawan hati. Hanya kebahagian dan harapan yang dipancarkan oleh auranya.
  • Mahambeg mring surya, seperti sifat matahari, sinarnya menghidupkan, memberi energi yang mampu memberi petunjuk hidup, memberikan jalan dan arah, memberi solusi kepada bawahan.
  • Mahambeg mring samudra, seperti lautan luas, tempat yang lapang untuk curhat, memiliki pengertian dan kesabaran yang tinggi.
  • Mahambeg mring wukir, bersifat bagaikan gunung, teguh-kukuh, tidak mudah menyerah dalam membela kebenaran maupun membela anak buah yang benar, tetapi juga penuh hikmah manakala memberi sanksi. Dampak letusan akan menyuburkan tanah beberapa saat kemudian.
  • Mahambeg mring dahana, api, memiliki kemampuan menghidupkan semangat dan menghangatkan hati.

Ada yang lain?
Tentu saja ada, namanya Hasta Mala, artinya Delapan Penyakit. Yang ini kreasi baru yang sebenarnya sudah lama terdeteksi keberadaannya, cuma, silakan saja cari sendiri di sudut-sudut, dari tempat Anda bekerja sebagai bawahan atau sebagai pemimpin yang masih punya pemimpin yang lebih tinggi lagi, dari kasak-kusuk di pojok-pojok kantor, dari dalam mobil ketika Anda bersama teman kerja, atau dari kantin ketika makan bareng-bareng. Jangan-jangan bukan hanya delapan penyakit, tetapi malah delapan puluh penyakit.
Dengan pesan, inventarisasikan temuan Anda, sampaikan kepada saya atau tulis sendiri saja.

2 komentar:

  1. Hwwah. muaanntab mas.
    ki Anom karo pak Mantep langsung angkat jempol loro.
    eh jempol papat.
    Trims... mantab ..berisi... alias bernas

    BalasHapus
  2. dhalang ndak kurang lakon,
    apa lagi lakonnya ada di buku,
    di ubleg dengan pulsa, jadilah jempolnya kriting ....
    eeeee dhalang kok kok kriting,
    tapi ndak papa, wong pak andy f noya juga kriting kok ya pak ya?!
    (jowone metu meneh!)

    BalasHapus