21 Februari 2008

Mas Bing

Hari ini telah wafat salah satu mentor kami, mas Bing.
Berita aku terima dari mas Bambang Handoko pagi-pagi tadi, setelah beberapa hari yang lalu mengabarkan bahwa mas Bing dirawat di RS Pantirapih Jogja karena stroke.
Mas Bing bagi kami adalah seorang mentor luar-biasa, yang dengan sabar telah mengasuh kami, Pramuka-pramuka kecil dan belia.
Keadaan negara yang tidak begitu baik ketika itu sebenarnya agak riskan untuk sebuah kelompok yang ‘tidak ke mana-mana’ untuk tetap melakukan aktivitas. Sentimen SARA yang demikian kuatnya merebak mungkin cukup mencemaskan bagi sebagian orang-tua kami, apalagi mas Bing adalah seorang Tionghwa. Dan satu-satunya Tionghwa yang tetap teguh mengasuh para Pramuka yang jumlahnya ketika itu tidak lebih dari lima-enampuluh anak.
Kami yang masih senang-senangnya bermain, bernyanyi, berbaris, begitu saja melewati masa-masa ini dengan enjoy. Tampil di setiap event lomba sebagai wakil Gugusdepan (yang ketika itu jumlahnya dapat dihitung dengan jari), sebagai wakil kawedanan maupun sebagai wakil dari kabupaten.
Mas Bing selalu mengajarkan agar kami cinta alam dan tanah-air, bersikap kesatria, memiliki rasa solidaritas tinggi, menghargai sesama, percaya diri dan arif menyikapi keadaan. Pembekalan yang demikian mendasar untuk menjalani masa depan bagi adik-adik asuhnya. Hubungan emosional di antara kami dengan beliau demikian dekatnya, dan hubungan beliau dengan para orang-tua kami demikian baiknya, terbukti dengan kepercayaan untuk menyerahkan kami tetap dalam asuhannya.
Gugusdepan di mana kami berlatih ini dinamai Pattimura. Sejak kurang-lebih tahun 1962. Sampai dengan sekarang.
Sentuhan tangan dan sentuhan hati mas Bing demikian dalamnya berkesan bagi kami. Banyak pelajaran beliau yang ketika kami menjalani kehidupan ternyata sangat berguna.
Selayaknya ada bintang atau selempang yang dapat diberikan kepada beliau. Namun aku yakin beliau tidak pernah berpikir tentang itu, karena beliau di mataku adalah sosok yang demikian bersahajanya, sangat bersahaja sehingga rasanya beliau tidak pernah peduli bahwa yang telah dilakukannya adalah suatu karya besar.
Hari ini beliau berpulang. Selamat jalan mas Bing, hati kami mengiringi keberangkatanmu dari seluruh sudut di mana kami berada.
Selamat jalan Panduku. Adik-adikmu di barung Hitam, barung Merah, barung Hijau, barung Biru, regu Jago, regu Harimau, regu Kuda, semua bangga padamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar