30 November 2017

rasanya (2)

Entah karena suntuk, moody atau pas lagi lebay saja menulis yang aneh2 seperti tadi...
Toh semua itu hanya catatan untuk menandai kejadian-kejadian dan kemudian menangkap tanda-tanda yang ada di dalamnya....
Hanya itu saja, tanpa pretensi apapun juga.
Salam
rasanya (1)

Besar atau kecil adalah persepsi dalam melihat sesuatu. Dan itu didapat dengan membandingkan sebuah obyek dengan obyek yang lainnya, dan akan sangat mudah ketika obyek itu bersifat terlihat atau kasat mata.
tetapi sangat berbeda ketika obyek tersebut adalah obyek yang hanya bisa ditangkap indera dengan merasakannya. Di sinilah peran indera perasa.
Namun indera perasa juga ada dua jenis, indera perasa yang berada di tubuh fisik, dan indera perasa yang berada di tubuh nonfisik, yang disebut perasaan.
Dan perasaan inilah yang bermain ketika kita sedang menangkap sesuatu yang dirasakan sebagai masalah.
Bukan hanya itu, seringkali justru kita sendiri yang bermain-main dengan perasaan ketika berhadapan dengan masalah.
Bermain dengan menjadikannya besar untuk sesuatu yang sebenarnya kecil, dan sebaliknya mengecilkan sesuatu yang sebenarnya besar.
Mengajari bagaimana perasaan untuk jujur tentang yang sebenarnya memang tidak mudah, karena selama ini kita sudah sangat terbiasa menerima segala sesuatu seperti kebanyakan orang lain menerimanya. Dan sebaliknya pula kita mungkin terbiasa menolak karena kebanyakan orang menolaknya. Kita sering terlalu malas untuk berpikir keras menggunakan hati karena lebih mudah mengikuti perasaan seperti orang yang lainnya.
Berpikir keras memang melelahkan. tetapi bukankah rasa lelah itu juga adalah suatu anugerah? Rasa lelah itu membuat sesuatu menjadi kembali seimbang ketika kita memberinya ruang dan waktu untuk rehat, agar ketika kita memulai lagi kita menjadi lebih segar dan bersemangat.
Berpikir sangat berbeda dengan mengikuti perasaan, karena berpikir adalah menggunakan indera jiwa untuk bekerjasama, sedangkan mengikuti perasaan hanya sebagian kecil daripadanya.
Mungkin, "tidak berlebihan" dalam berpikir dan menyikapi sesuatu adalah cara yang paling baik, agar kita terbebas dari kendali perasaan.
Termasuk bebas dari rasa takut akan kehabisan waktu maupun ruang, karena keduanya memang bukan milik dan hak kita untuk menguasainya melainkan milik Allah Yang Mahamenguasai segalanya.
Semoga semuanya akan sampai di tempat di mana seharusnya berada dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kehendakNya.
Aamiin.