08 Februari 2008

Mie Goreng dan Pempek Nomor Satu

Pak Jepri mengayuh becaknya pulang, hari sudah lewat ashar. Tarikan hari itu agak lumayan, karena pagi-pagi sudah hujan, maka becaklah angkutan yang paling cocok untuk ke pasar, mengantar anak sekolah atau berangkat ke terminal angkot. Capek juga sih. Siang tadi seseorang menyuruhnya untuk mengangkut kusen pintu. Cukup berat dan jauh, tetapi ongkosnya lumayan.
Pak Jepri mampir ke tukang jual mie di ujung jalan. Dipesannya dua bungkus mie goreng. Ya, mie goreng yang baunya selalu menggoda setiap orang yang lewat. Termasuk anak-isterinya. Dan, setiap mereka lewat di sana, selalu dengan kelakar pak Jepri mengangkat hidung dan berkata: Wahai mie goreng, bersabarlah menunggu kedatanganku untuk memboyongmu pulang! Isterinya mesti tertawa, karena tahu suaminya belum punya cukup uang untuk membeli sebungkus mie goreng penggoda rasa.
Dikayuhnya becaknya. Sampai di rumah nanti, dia akan segera mandi, dan lalu menyaksikan isteri dan kedua anaknya makan mie istimewa itu beramai-ramai di atas tikar di lantai. Betapa bahagianya.
Ini adalah pempek nomor satu di kota. Bayangkan, pelanggannya bahkan membeli untuk dikirim kepada kerabat yang tinggal di Singapura. Rasanya, bukan main, bahkan di Palembang sendiri belum pernah ditemuinya pempek selezat ini. Dan Jupri memborongnya empat ratus ribu rupiah. Mumpung dia mampir di kota ini, apalagi kemarin isterinya pesan setengah menghiba: Jangan lupa pa, pempeknya, beliin ya! Dia akan membuat kejutan, diam-diam masuk rumah lewat pintu samping langsung ke dapur dan, pempek terhidang di meja! Akan dipanggilnya isterinya yang lagi nonton sinetron dan anaknya yang sedang belajar di kamar atas, ah, betapa senang mereka, betapa bahagianya.
Sore itu di dua tempat yang berbeda, kebahagiaan memancar di dalam rumah dengan bentuknya sendiri-sendiri, dengan nilai yang sama.

2 komentar:

  1. Wah bikin ngiler ni yee......
    sekali2 kirim ke jbg boss..

    BalasHapus
  2. di jbg insya Allah lebih banyak lagi kebahagiaan
    kalo mie goreng, konon ada di pojok parkiran pertokoan utara undar,
    bbrp tahun yl prnah tak jajal, ra enak
    jebul kliru ancer-ancere!
    4 jam pp sby-jbg ketemu mie goreng yang kualitasnyapun kalah sama mie di pojok gangku.
    wis ra popo.sing penting jepri dan jupri dan saya: sama bahagianya.

    BalasHapus