Baru saja saya nonton tv, wawancara dengan prof Emil Salim, figur yang sangat saya suka sejak dulu karena setiap penjelasannya selalu disampaikan dengan alur yang gamblang dan diucapkan seolah-olah seperti memberi kesempatan bagi pendengarnya untuk dapat menulis secara benar dan cermat. Disampaikan dengan takaran yang pas. Penyampaian yang khas seorang Guru dengan 'G' besar.
Beberapa hal yang saya baca dan catat tentang beliau, antara lain adalah bahwa putri beliau Amelia (ibu Amelia?) pada waktu kecil telah menginspirasi lahirnya lagu anak-anak 'O, Amelia' yang diciptakan oleh pak AT Mahmud. Ingat lagunya?
Oh, Amelia gadis cantik lincah nian ...... dan seterusnya.
Lalu tulisan beliau tentang kenangan masa kecil, yang suka 'bertualang' seperti Winnetou dan Old Shatterhand. Beliau ketika kecil adalah pembaca karya-karya Karl May. Eh, sama, saya juga.
Kok rasanya saya belum nemu figur lain yang sekuat beliau nilainya dalam ingatan saya.
Uraian beliau dalam wawancara tadi tentang Widjojonomics atau Soehartonomics memberikan kesan tentang kepemimpinan yang pernah beliau alami dalam masa jabatan di lingkungan pemerintahan kala itu.
Menjadi perhatian saya, karena beberapa jam sebelumnya saya berada pada situasi kerja tim di mana rasanya ada masalah besar dalam hal kepemimpinan yang membuat saya menjadi geregetan.
Kerja tim yang kurang fokus, boros waktu, tidak padat-berisi, dan berdampak tidak optimalnya performa, sementara pekerjaan ini adalah kerja yang kejar-tayang (kayak kerjaan bikin serial sinetron saja).
Memang akhirnya selesai juga, tetapi rasanya dicapai dengan terlalu boros energi. Energi fisik, pikiran, emosi, waktu dan bahkan duit juga meskipun nggak banyak dan meskipun nggak bayar sendiri-sendiri karena dibayar oleh lembaga, lha wong mestinya nggak perlu sampai jam makan siang.
Ya kecewa juga sih, apalagi terbayang bahwa ini akan terus berulang, padahal agar everybody happy maka kira-kira kok perlu:
1. Materi difahami secara utuh.
2. Sistem kalkulasi diketahui dan disepakati
3. Pembahasan fokus
4. Kontribusi masing-masing orang merata
5. Ada seseorang yang berperan sebagai dirigen
Mungkin beberapa teman saya juga berpendapat sama seperti itu, tetapi kenapa kok sering terulang hal yang sama ya?
Barangkali apa yang tadi saya dengar, saya lihat dan saya cermati dari uraian prof Emil Salim perlu saya jadikan referensi.
Karena jangan-jangan trouble-makernya saya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar