bolehkah aku nempil milikmu
yang kau bungkus dengan kopiah dan sandal dan senyummu yang sangat-sangat-sangat biasa dan bersahaja seperti tetangga dan temanku lainnya
aku tak ingin menirumu berfatwa untuk bisa menggoncang dunia
aku tak ingin karismamu yang bisa-bisa membuatku riya’
aku tak ingin orang berebut cium punggung tanganku atau dipeluk dan punggungku ditepuk-tepuk
gus,
aku cuma ingin bisa berenang di samuderamu yang luas terbentang tanpa horison
samudera kata-kata yang di dalamnya bergelombang-gelombang kearifan
menyentakkan kesadaran
gus,
jumpa denganmu pastilah indah
apalagi kalau kita bisa bertegur sapa, wah
segudang bebanku pasti akan tumpah
berbungkah-bungkah mencari wadah
meski ketika kau jumpa denganku, gayamu marah-marah
gus
puisimu itu
adakah sebuah undangan untuk bertemu
karena kau sudi berbagi isi
yang ada di samuderamu
denganku ?
(njenengan ini sinten to gus?)
surabaya, 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar