Ketika pertama mendapat nomor hpnya dan kuhubungi, balasan-balasannya agak ngaco. Gak nyambung. Mungkin masih bingung, jangan-jangan aku dikira mengaku-aku jadi teman, sok akrab, lantas suatu saat datang untuk nodong ( he he he jangan marah ya bos, ini guyon kok).
Dulu, sering sepulang sekolah, selesai makan aku ngibrit bersepeda ke rumahnya, toko mas Kuning di selatan pasar Baledono Purworejo, bukan untuk belajar, meskipun dari rumah bawa buku, tapi karena dia langsung buka player PH maka acaranya lalu diganti: dengar musik dari piringan hitam. Yang diputar mulai dari klasik, mars tentara Amerika, sampai musiknya the Ventures ( ingat Baby Elephant’s Walk!). Dan yang tidak lupa: buku silat. To Liong To dan yang lainnya. Sudah lupa.
Wasisto Raharjo sekarang sudah jadi mertua dan kakek, tetap suka musik. Dan tetap lucu. Terutama pada awal kami bertemu setelah berpisah lebih dari 35 tahun.
Ketika tugas selesai, di Semarang waktu itu, kutelepon beliau. Katanya: lho hotelmu ada di dekat rumahku. Aku jalan kaki saja, kita ketemu di kamarmu. Ngapain di kamar? aku tunggu di lobi saja (soalnya: kamarku seperti kapal pecah, penuh berkas). Ngotot minta di kamar. Oke! Sambil kontak dua teman lain, Junianto dan Farchan untuk join.
Akhirnya kamarku diketuk. Pintu kubuka: inilah wajah lamanya yang aku masih sangat ingat. Sementara itu beliau memandangku dengan bengong. Kita bicara-bicara sambil tunggu teman lain, bengong.
Junianto datang dan menunggu di lobi.
Kami berdua turun, beliau masih bengong.
Junianto ngajak ke mal untuk cari pizza sambil ngobrol dan menunggu Farchan, Wasisto masih juga bengong.
Sampai akhirnya kembali ke lobi hotel, dan akhirnya setelah hampir dua jam, teman ku yang luar biasa ini, baru memberikan pengakuan yang mengejutkan kepadaku di depan publik: Ya, ya, ya. Aku sekarang baru ingat persis kamu ini Paromo Suko yang dulu itu. Wah! Kebangetan ni teman, pikirku... Perasaan, gua sih kaga pernah ganti kulit atawa operasi plastik, bleh!
Rupanya komputernya rada ngadat, atau karena kelewat sering diforce ketika memakainya (beliau pernah jadi eksekutif di sebuah perusahaan besar) sehingga performanya turun ke kelas 286. Pantesan butuh dua jam buat merecall wajah dan profilku dari memorinya. Atau aku yang memang berubah menjadi semakin tidak karuan dari yang sebelumnya memang sudah tidak karuan juga .......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar