Pulang dari luar negeri ditemani bule, lantas terbang keliling-keliling di atas Borneo dan hinggap sejenak di Surabaya. Karena teringat teman sebangkunya, Hery meneleponku:
Bisa kita ketemu di hotel Simpang?
Wah, ya harus bisa. Maka kuajak isteri dan dua orang anakku menjumpai temanku ini. Kuperkenalkan beliau dengan tim-ku yang tiga ini, dan ketika omong-omong sedang berlangsung di lobby, kolega pak (!) Hery datang bersama para bule, kami diperkenalkan kepada beliau-beliau dengan tambahan info penting : ini teman sekolah saya dulu, telah dua puluh delapan tahun kami tidak pernah bertemu. Pakai bahasa Inggris, tentunya.
Wah sesak juga dadaku. Terharu, nih. Sekian lamanya terpisah, masih bisa bertemu dalam keadaan sehat.
Yang di luar dugaanku, jagoan fisikaku ini akhirnya berkarier di BMG, yang produk dari lembaganya sering aku tonton di televisi (bahkan sejak tv-ku masih hitam-putih), yaitu ramalan cuaca, tanpa aku tahu bahwa di balik itu, ada 'sentuhan' otak dan tangan beliau yang luar biasa.
Sepulang dari pertemuan itu, ke dua anakku berkomentar: oom Hery hebat ya ....
Dan jawabanku kepada keduanya: Untuk sampai ke sana, perjuangannya pun luar biasa ...
Beliau adalah Hery Haryanto, Sang Pembaca Tanda-tanda, yang sorot matanya tetap bersinar-sinar seperti puluhan tahun yang lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar