Ruh atau roh diartikan sebagai sesuatu yang menyebabkan berlangsungnya kehidupan. Baik kehidupan suatu makhluk, maupun kehidupan sebuah lembaga. Bagi makhluk, ruh ‘ditiupkan’ oleh Sang Mahapencipta, sedang pada sebuah lembaga, ruh ditiupkan oleh orang-orang di dalam lembaga sebagaimana semula lembaga tersebut dihidupkan atau didirikan untuk sebuah tujuan tertentu.
Sebuah perusahaan didirikan untuk tujuan mendapatkan keuntungan yang terus-menerus. Ruh dari perusahaan tersebut adalah tekad dari para pendiri dan pekerjanya, yang menggerakkan kerja keras sehingga menghasilkan keuntungan dan kesejahteraan yang terus-menerus.
Perusahaan hidup karena memiliki ruh yang berkualitas, perusahaan yang hanya mampu bertahan adalah perusahaan yang ruh-nya perlu ditinjau kembali, dan perusahaan yang hampir bangkrut adalah perusahaan yang telah ditinggalkan oleh ruh-nya, atau yang kesurupan oleh ruh lain.
Para pengurus perusahaan yang biasa disebut direktur, manajer atau apapun sebutannya, adalah orang-orang yang paling berkompeten menjaga ruh perusahaan, dengan mengoptimalisasikan potensi dirinya untuk mengurus hal tersebut. Kinerja ruh perusahaan dapat dilihat pada sejarah kehidupan perusahaan dari hari ke hari, dari waktu ke waktu.
Kehidupan dalam perusahaan adalah dinamika dalam aspek produksi, pemasaran, finansial dan hubungan antar anggota perusahaan di dalamnya serta aspek-aspek lainnya yang terkait. Dinamika yang harus dijaga keselarasannya agar menghasilkan sinergi.
Sinergi inilah yang pada waktunya akan menghasilkan keuntungan, yang berarti juga peningkatan kesejahteraan.
Jadi, memberi ruh, menjaga harmoni dan melakukan sinergi terus-menerus adalah tugas pokok yang perlu dilakukan.
Karena kalau hal tersebut tidak dilakukan, maka perusahaan akan kesurupan ruh lain, dan kemudian bukan lagi menjadi perusahaan tetapi mungkin pEruSahaN, dan hasilnya bukan kesejahteraan, tetapi barangkali adalah ke.s..aht..r.. !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar