dulu, di gubuk sawahmu kau bicara tentang cita-cita yang seharusnya kupunya
padahal celana pendekmu belum pantas untuk bicara tentangnya
tapi aku suka
aku masih baru belajar bersepeda ketika kau pacu imajinasiku tentang pesawat terbang yang sendiri di langit luas dan sepi
dan kapal-kapal yang terapung-apung bak sabut di tengah laut, tapi mereka bisa saling bicara
lalu kami, aku, dik djoko dan dik helmy
terkesima
aku pernah coba untuk singgah ke gubuk itu lagi
yang kini bahkan aku tak tahu di mana bekasnya, tetapi
dalam jejaknya aku masih bicara tentang engkau
wahai, palindaku, petani cita-cita
yang menyemai biji imajinasi kedalam sanubari kami-kami
adakah engkau masih di sini
bintang jasa aku tak kuasa untuk memberikannya padamu
wahai palindaku,
karena aku bukan presiden seperti andai-andaimu dulu
(palinda konon adalah sebutan untuk kakak pengasuh pandu pemula atau sekarang disebut pramuka siaga)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar