31 Mei 2008

Kok Sepi?

Saya menerima beberapa kali SMS dengan kalimat seperti itu dari beberapa teman berbeda, seperti juga sering saya lakukan. Kebiasaan ber-SMS ria dengan topik-topik pendek dan ringan yang kadang-kadang berbuntut menjadi sebuah obrolan berseri telah mendatangkan keakraban dan kedekatan hati, sehingga ketika terputus untuk waktu yang panjang akan mendatangkan rasa rindu. Apa yang sedang terjadi dengan teman tersebut, sibukkah? sakit? atau hp beserta nomor yang ada di dalamnya sedang dalam masalah gara2 kecebur di kuah soto?
SMS adalah media yang cukup menarik untuk dipilih, karena kita dapat membaca kembali ungkapan-ungkapan yang lucu atau mengesankan, sesuatu yang tidak dapat dipenuhi melalui hubungan telepon (suara), kecuali pembicaraan tersebut direkam untuk dapat diputar kembali.
Silaturahmi di zaman sekarang ternyata tidak kalah gayeng (mengasyikkan) dengan dulu ketika dilakukan dengan tatap-muka atau bersuratan, karena sekarang tersedia fasilitas komunikasi yang cukup canggih.
Pada tahun 1970-an saya bertemu dengan teman akrab saya. Teman yang sudah seperti saudara ini sangat intens bersuratan dengan saya, karena tempat tinggal yang berbeda. Saya cukup terkejut ketika dia menawarkan kepada saya untuk mengajarkan sebuah cara komunikasi yang heboh. Katanya:
Kamu mau, bisa omong-omong lewat kemampuan batin dengan aku? Supaya kita dapat saling berbicara secara mistik(maksudnya supranatural), jadi kita tidak perlu lagi berhubungan dengan surat.
Teman saya ini memang ‘ngudi ngelmu jaya kawijayan’ atau gampangnya ilmu kesaktian, dan tampaknya dia menguasai ‘aji pameling’, sebuah kemampuan untuk menyampaikan pesan verbal kepada orang lain melalui media supranatural. Aji Pameling, semula saya kenal lewat cerita wayang dalam pementasan wayang wong atau wayang kulit yang disiarkan melalui radio. Biasanya seorang begawan, resi atau tokoh sakti ‘memanggil dan mendatangkan’ seseorang lainnya dengan mateg aji pameling ini, yang dilakukan dengan mengheningkan cipta dan melafalkan mantra tertentu, lalu beberapa saat kemudian tokoh yang diharapkan akan tiba atau merespon secara jarak jauh melalui aji yang sama. Di dunia nyata pada waktu itu (seperti juga sekarang), aji pameling dan beberapa kemampuan supranatural lainnya ada yang diiklankan melalui koran dan majalah untuk diajarkan dengan membayar sejumlah uang atau mengirimkan perangko ke alamat seorang guru atau lembaga tertentu.
Ketika saya ceritakan kepada ayah saya mengenai tawaran belajar dari teman itu, komentar beliau pendek saja: “Lebih banyak tidak manfaatnya daripada manfaatnya. Jadi tawarannya tidak usah diterima saja”. Dengan pertimbangan dari beliau seperti itu maka tawaran teman akrab saya itu tidak saya terima, tetapi komunikasi di antara kami tetap berlangsung melalui surat yang ternyata lebih mengasyikkan. Sampai pada suatu ketika surat-menyurat jadi terputus karena kami kehilangan alamat masing-masing akibat perpindahan tempat tinggal yang tidak terkabarkan.
Jadi seandainya saya dapat memperoleh nomor hpnya atau dia mempunyai nomor hp saya, mungkin kami akan berkirim sms : Kok sepi ?
Seperti juga kalau teman-teman tak kunjung posting tulisan baru di blognya masing-masing.

6 komentar:

  1. Nembe cuti teng kahyangan.
    Bar sarapan, tangi, turu, sakit, berpisah, king kahyangan, eling pak guru, buwuh, sunatan.
    Tunggu tanggal mainnya.
    pasti hueboh.

    BalasHapus
  2. yang bethoro, cuti apa turba?
    istirahat yang banyak,
    jangan mikir yang macem2
    makan teratur
    obatnya jangan lupa, minum sampe habis
    lima hari lagi kontrol ya
    :b
    (hissss, ngawur, dokter kok dinasehati)

    BalasHapus
  3. Bethoro Indro cuti? mestinya cutinya ke ngarcopodo sekalian ngajak para bidadari cantik, biarin para titah pada kemlecer n kepincut. Ujung-ujungnya demo BBM naikpun jadi lupa.

    BalasHapus
  4. Hahaha..... abis cuti klipuk kena flu berat, Mergo kokehan nyopir, nyosop2 mampir, kena minumane para sopir, ESG alias es soda gembira.
    Gak sido ketemu widodari la wong irunge mbèlèèrrr.............

    BalasHapus
  5. bidadari sebagian ngantri minyak, yang sebagian lagi ngantri USG

    BalasHapus
  6. Mas Paromo gak lihat ada bidadari ikut antri diklinik THT?

    BalasHapus