14 Juli 2009

Pulang Kampung

Apa yang akan Anda lakukan jika Anda tidak terpilih menjadi Presiden?
Yaaaaa... pulang kampung..

Jawaban JK atas pertanyaan dalam sesi akhir debat penutup Capres 2009 tersebut membuat saya spontan tersenyum. Teringat pertanyaan seorang adik :
Saat nanti pensiun apa yang akan dilakukan?
Pertanyaan klasik yang kalau jawabannya klasik, penanya pasti kecewa. Maka saya jawab:
Saat-saat awal pensiun, saya akan cuci-otak.
Lho ?

Membebaskan pikiran terhadap formula-formula, sistem berpikir, lagak dan gaya dll,dll yang selama bekerja telah menghuni pikiran dan pemikiran, perlu dibasuh sampai bersih ...
Kenapa?
Saya akan hidup di dunia yang berbeda ...

Kebanggaan yang tersemat karena kedudukan dan prestasi dalam lingkungan formal biasanya akan menempatkan seseorang dalam posisi dihormati dan sekaligus mungkin tidak disenangi, sehingga berpotensi membuat seseorang lupa. Demikian pula hati dan pikirannya. Ketika sudah pensiun seorang mantan pimpinan datang ke (bekas) tempat kerja menunggu didatangi oleh para mantan bawahan untuk mendapat sapa dan salam serta laporan mengenai situasi dan kondisi mutakhir. Kemudian (mantan) bos tersebut menyampaikan fatwa-fatwa dengan komparasi kasus di masa lalu.
Terkadang ada juga yang juga timbul rasa enggan bertemu apalagi mendatangi bekas tempat bekerja, karena kesumat terhadap orang-orang tertentu yang pernah membuat luka hati, atau tempat tertentu yang meninggalkan kesan tidak enak.
Jadi kenapa harus terbelenggu sesuatu ketika seseorang sudah dinyatakan bebas dari segala ikatan ?
Itulah yang membuat saya berpikir tentang perlunya cuci-otak, karena setelah saya pensiun saya bukan lagi ‘orang instansi’ atau ‘orang perusahaan’, tetapi saya orang merdeka.

Seorang teman bercerita, di penghujung masa bekerjanya oleh Manajemen telah diminta untuk melanjutkan ’pengabdian’ dengan menjadi pemandu-kerja bagi para karyawan yunior, karena Direkturnya masih belum sreg dengan kapabilitas para yunior tersebut. Ketika teman tersebut menyampaikan bahwa dia ingin berhenti, Pak Direktur SDM ‘meradang’
.... jadi di mana loyalitas Anda, sehingga Anda tega meninggalkan Perusahaan ini diawaki oleh para yunior yang masih memerlukan bimbingan ? .... dengan permintaan ini Anda sebenarnya mendapatkan pengakuan dari kami bahwa kapabilitas Anda masih sangat kami perlukan .....
Ya ampuuuunnnnn, sebegitukah?

Kalau Pak JK ingin pulang kampung nanti, itu adalah penyampaian yang menurut saya cukup santun, meskipun saya tidak yakin apakah benar-benar kampung ataukah KAMPUNG atau kampung dalam pengertian yang lain lagi. Hanya beliau yang tahu.

Apakah saya benar-benar bisa ’cuci-otak’ atau hanya berbasa-basi? Barangkali ya.
Kalaupun saya benar-benar ingin cuci otak, saya bahkan tidak bisa menjaminnya, karena saya tidak tahu apa yang ada di depan sana ketika waktu berjalan.
Dan kalau itu yang terjadi, saya perlu minta maaf kepada para teman yang pernah bertanya kepada saya. Itupun masih saya sertai permintaan: tolong ingatkan saya, kalau saya berbuat salah ketika sudah pensiun, ketika saya masih berlagak STSPSJ, sok tahu sok pinter sok jago…

4 komentar:

  1. Masa pensiun adalah masa-masa yang menakutkan bagi sebagian orang. Tetapi, pensiun adalah suatu waktu yang harus dijalani. Hal itu merupakan kodrat. Suatu penelitian di Jepang menyatakan bahwa bagi orang- orang yang berusia lanjut tetapi aktif dan kreatif justru menambah panjang umur. Oleh sebab apabila panjenengan setelah pensiun ingin cuci-otak sumanangga. Hanya setelah dicuci, isilah dengan kegiatan yang mengarah kepada hidup sesudah mati. Sok tahu aja !

    BalasHapus
  2. Insya Allah, mohon dorongan dengan doa Bapak,
    matur nuwun rawuhipun, pak.

    BalasHapus
  3. Pensioon? kalau saya pension yang pertama saya akan lakukan ambil cangkul berkebun mengcari keringat telah lama tidak mengalir. Pasti nikmat rasanya sambil makan telo goyeng.
    Rasa2nya sekarang sudah pengiiin banget pension.
    wass.

    BalasHapus
  4. * eyang bethoro:
    MERDEKAAAAAAAAAAAA . . . . . .

    BalasHapus