24 Juli 2008

Jambu Busuk

Di belakang rumah ada sebatang pohon jambu air, yang saat ini sedang lebat buahnya. Manis rasanya.
Ketika malam hari, banyak buah berjatuhan menimpa lembaran seng di bawahnya yang belum sempat disingkirkan. Jatuhnya jambu-jambu tersebut mungkin karena lepas dari gigitan kalong dan sebagian lagi karena tangkai buahnya rapuh akibat dimakan ulat di dalamnya. Setiap malam terdengar bunyi jambu jatuh di atas lembaran seng.
Entah kenapa, tiba-tiba saja terbayang rentetan berita pengungkapan beberapa kasus pemuka negeri, dari kalangan eksekutif, legislatif maupun yudikatif, yang kemudian berjatuhan seperti jambu busuk di belakang rumah.
Buah jambu yang diharapkan dapat dimakan ketika matang di dahan-dahan pohon, ternyata sebagian berulat, dan baru akan ketahuan ketika dipetik dan dibelah. Atau ketahuan berulat ketika dia rontok.
Dalam bayanganku, seperti ini pulakah ‘Para Buah Jambu’ yang pohonnya tertanam di negeri ini, berjatuhan karena berulat di dalamnya? Yang keberadaannya urung memberikan kesegaran dan rasa manisnya kepada segenap anak negeri yang menunggu matang buahnya?
Ketika malam hari, setiap terdengar bunyi jambu jatuh, terngiang kembali kata-kata para tetanggaku : doa orang teraniaya, makbul adanya...., sambil mereka bersama-sama bekerja bakti membuat bangku-bangku untuk anak yang belajar mengaji di musala dekat rumah.

8 komentar:

  1. Orang bilang pohon yang baik akan menghasilkan buah yang baik pula, Pohon jambu dibelakang rumah dasarnya baik, kenapa buahnya berulat?
    karena tidak dirawat, tidak disiram, tidak d1pupuk dan tidak disemprot dgn pestisida.
    Tahta, harta dan wanita masih menjadi tujuan pemuka bangsa, tanya kenapa?

    BalasHapus
  2. Dibelakang rumah ada jambu bangkok. sejak prontil saya bungkus kresek. betul mbah suro.. hasilnya wow besar kuning2 dan mak nyus rasanya.

    BalasHapus
  3. semoga dalam do'a orang-orang yang teraniaya terselip do'a permohonan berkah dan pepadang bukan hanya do'a untuk balas "menganiaya"

    BalasHapus
  4. @mbah suro: setuju dg nasihat bu guru
    @ eyang: gak ada bijinya to?
    @warih: lha itu yg seharusnya dan sebaiknya *tarik nafas panjang dan dalam

    BalasHapus
  5. Salam
    Uletnya sudah kebanyakan Pakde makanya busuknya ketauan he..he..

    BalasHapus
  6. iya benar,

    seperti halnya jambu yang terlihat sepintas begitu menggiurkan, begitu dibelah ulat2nya menggeliat2 ketakutan, demikian juga para pejabat2 negeri ini. Kehidupan mereka terlihat sangat indah, padahal ketika dibelek isi rumahnya, sebagian besar diperoleh justru dari hasil merampok negri ini... :(

    sayang yach... padahal mereka2 org yang cerdas dan terpelajar.

    BalasHapus
  7. Ulat jaman sekarang pinter2 Pak , sukanya makan "jambu manis " nggak mau makan brotowali , brotoseno atau brotojoyo, soale takut dikemplang Janoko kalau makan brotojoyo

    BalasHapus
  8. @nenyok: sedikit atau banyak tetep berulet ...payaah ...
    @silly: terpelajar yaaa .... pdhal bu guru ga prnah kasi pelajaran utk jadi jambu berulet
    @raf's: kalo uletnya adl wayang, dah tak ideg2 tak sobek2, tak celup2 ke comberan tuh ....

    BalasHapus