Petang itu aku sedang ada di sebuah toko di kawasan Blauran Surabaya, untuk membeli dot bayi bagi anakku yang masih kecil.
Ketika sedang memilih-milih yang cocok, seseorang mendesakkan pundaknya disebelahku.
Aku bergeser untuk memberi ruang, dia kembali mendesakku. Ketika untuk ketiga kalinya aku bergeser dan dia kembali mendesakkan badannya, aku menoleh sambil menatapkan pandanganku: apa yang salah?
Ternyata,
orang itu adalah Bambang SMH, teman SMA yang telah terpisah kurang lebih sebelas tahun! Betapa kaget sekaligus surprisenya aku. Dengan kelakar akrab kami saling bersapa sambil aku diajaknya untuk menemui seseorang yang katanya pernah mengenalku juga, ternyata kejutan ke dua adalah bahwa dia sedang menengok calon -begitu katanya- isterinya, yang ternyata adalah teman seangkatan di SMA pula, dan kejutan ke tiganya adalah bahwa mbak Sri Astuti (sang calon tadi) ternyata sedang bertugas sebagai auditor di tempatku bekerja, yang seringkali (ternyata pula) setiap pagi kami bersisian menunggu angkutan kota untuk pergi ke tempat yang sama.
Dan karena itu, ketika akhirnya mas Bambang ’menghadapkan’ aku kepada mbak Sri, candanya adalah :
” ya, inilah dia orangnya, yang sekarang sombong sampai-sampai diajak senyum pun sudah tak kenal lagi!”
Aku cuma bisa nyengir kuda. Kuda bodoh yang pelupa, yang nyengirnya pun tidak bisa bikin orang ketawa. Karena mesti bilang apa, wong memang kerana lupa ......
Maafkan, maafkan, maafkan yaaaa ....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar