Kau ajak aku berkelana di padang fata-morgana yang tiba-tiba menyentak menjadi padang surga
Semoga aku bisa ke sana pula meski cuma bersepeda
Aku selalu mencarimu di persinggahanmu berikutnya
Itupun kalau aku bisa menemukanmu
Dan berharap bertemu dengan Gus-gus lainnya
Mencicipi air surga penyejuk jiwa penghantar pulang kepadaNya
Jakarta-Surabaya November 2007
Sayangnya terlalu pendek sehingga saya belum sempat nangkap maknanya, tologn disambung lagi, karena tulisan2 begini perlu ditelaah dengan hati yang jernih.
BalasHapusMemang Romo Begawan jagonya sanepo,dan kita harus lebih banyak belajar menangkap tanda2.
BalasHapus@mas sito: pas nulis sampai di paragraf itu kok macet, mau dipanjangin malah merinding, ya sudah. titik saja.
BalasHapusmaaf, mudah2an yg berikut bisa tersambung
@ eyang: lha saya rak pengin niru njenengan to mas, cuma kliru pake jurus dewa mabok ....
Bagi yang sudah mulai senja saatnya meraih MBA (Mencari Bekal Akherat)
BalasHapus@ mbah suro : mencari bekal akhirat harus (MBAH)
BalasHapusWah...Sa"dewo" nggak bisa nangkap tanda nih ...sadewo dableg kali pak ya...
BalasHapuscekak aos namun penuh makna , bersepeda , jalan kaki ,merangkak , pakai jet , mobil , semoga ridhlo-Nya sarana untuk menuju ke sana Pak.
@mas sadewo: ada yang sowannya pake fasilitas plus, harinya plus, penerbangannya plus, hotelnya plus, tendanya plus, benderanya plus, pokoknya serba plus, meskipun juga dikompensasi dengan bayar yang plus-plus-plus
BalasHapustapi setuju dengan anda, ridhlo-Nya adalah sesuatu yang menjadi harapan bagi semua
Salam
BalasHapusdari start sampai finish meski dengan cara apapun dan kendaraan apapun dan singgah dimanapun, bukankah untuk cari ridho-Nya. ah semoga ya :)
setuju, neny, teman saya juga bilang:
BalasHapusdengan cara apapun, asal tetap on the right track