16 Juli 2013

Padang Kurusetra


Pertempuran berlangsung dalam senyap dan gerakan lambat. Tak terdengar denting dan desing besi beradu atau suara geram dan raungan.
Besi roda kereta yang beradu dengan bebatuan dan benturan senjata bola besi bertali rantai dengan perisai tak ada bunyinya. Senyap.
Hanya bunyi lirih,sayup, jauh,  
degup jantung seperti ombak di pantai landai 
dan tarikan nafas seperti desau angin di pesisir yang berbukit. 
Senyap.
Medan laga diselimuti warna kabut, abu-abu.
Bendera perang tak terlihat berwarna-warni lagi. Teropong kepala yang bersalut emas seperti warna debu batu. Tak ada lagi aroma kemegahan warna-warna. Sirna.
Padang Kurusetra sedang menuju akhir pergelarannya. Permukaannya bukan lagi tanah berumput dan berbatu, tetapi kubangan darah, serpihan daging dan potongan besi. 
Dan para panglima bersiaga untuk saat-saat akhir ketika pertempuran sudah semakin dekat pada ujungnya, para panglima yang berdandan seelok-eloknya laksana pengantin hendak ke pelaminan, bersiaga menjemput takdirnya di medan laga.
Padang Kurusetra seperti bola debu yang sedang meluncur turun menuju ke dinding gunung batu. Semakin lama berguling semakin kencang, menyapu segalanya yang berada diperjalanan.
Padang Kurusetra seperti kumpulan sejuta badai bergerak lamban dengan mata badai seperti ujung belalai, menghisap apapun yang dilintasinya.
Padang Kurusetra yang sedang bertiwikrama dengan segala isinya,
tiba-tiba mengambang di atas awan tanpa cahaya, mengapung menjadi hanya sejumput kabut yang berkehendak menjadi titik air.

......

Hujan rintik datang bersama pelangi.

Perang sudah usai.
Warna-warni sudah kembali.
Bunyi sudah kembali lagi.

Damai.



3 komentar:

  1. Rupanya ahir episode....
    Sang pahlawan, suhada.. beterbangan bagai burung hijau kian kemari, sebagian bercanda bersama sang bidadari.
    Para durjana, pecundang.. teriak kesakitan menanggung siksa tiada ujung nan amat pedih...

    BalasHapus
  2. Alangkah indahnya
    pabila sang cakra manggilingan
    tak bergeming di titik damai...

    BalasHapus
  3. hkanafi.blogspot.com26 Juli, 2013 09:10

    damai aman tentram , itu yang kita idamkan . tetapi saya agak skeptis , lha wong sekarang banyak sengkuni , dursosono , durmagati he he he

    BalasHapus