05 Juli 2013

Blekok yang Bersyukur

Burung blekok menceritakan kepada burung hantu, betapa dia amat bersyukur atas nikmat yang diterima.

Anak-anaknya hidup sebagai blekok yang sukses, punya sarang sendiri-sendiri di lingkungan yang lebih bagus dan nyaman ketimbang habitat bapak dan emak blekok. Punya posisi cukup terpandang di kehidupan masing-masing, sehingga ada jaminan masa depan yang lebih baik di kelak kemudian.
Salah satu anak blekok, bahkan menjadi incaran head-hunter untuk didudukkan pada posisi strategis beberapa perusahaan multiblekok yang mempunyai jaringan seluas udara, darat, laut (dan kepolisian). Blekok muda yang lain mendapat jalan yang lapang untuk meniti jenjang akademiknya, dari S-3 yang pertama (SD-SMP-SMA) ke S-3 yang ke dua (doktor-sarjana sungguh sempurna).

Burung hantu  mendengarkan dengan mata menerawang jauh. Cerita berikutnya tentang blekok-blekok muda hanya masuk ke sebelah telinganya, sementara pikirannya teringat kepada (burung) hantu-hantu muda yuniornya. Para yunior yang mengusik hatinya, karena dia cemas masa depan mereka yang tidak akan sesukses (burung) hantu tua.
Sementara sebelah telinga mendengar cerita blekok muda yang ketika sakit mendapat fasilitas kamar VVIB (very very  important  birds) yang dibayar oleh Blekok Incorporated, sebelah pikirannya teringat bahwa ketika anaknya sakit, biaya berobat dan ngamarnya ditomboki oleh besan hantu.
Dan bla-bla-bla yang lainnya. Dan cerita ‘syukur’ burung blekok itu sudah didengarnya untuk yang kesekian kalinya sementara mereka bertemu di sore hari.

Burung hantu berpikir, andaikata sahabat blekok ini punya perusahaan koran atau TV, mungkin topik sebagian tulisan atau tayangannya  adalah tentang blekok muda. Burung hantu berpikir, adakah sahabat blekok ini lupa bahwa serial tayang-ulang cerita tentang blekok-blekok muda bisa jadi akan mengiris hati burung-burung yang lain ketika mereka mendengarkannya?

Dalam suatu kesempatan bertemu dengan sahabat senasibnya yang lain yakni  burung kucica, ternyata kucica juga punya teman perkutut yang juga termasuk golongan ‘perkutut yang bersyukur’. Kucica sendiri punya sakit sesak nafas, yang sangat gampang kambuh kalau pikirannya terganggu karena berpikir tentang kucica-kucica muda.  
Saking kerasnya berpikir tentang yunior blekok dan membandingkan dengan yunior hantu, gula darahnya meningkat……


2 komentar:

  1. Blekok tua yang S3 - sampun sanget sepuh - diem2 masih berbangga hati karena blekok2 juniornya yang ndrindhil itu semuanya ahli surga.

    BalasHapus
  2. alhamdulillah, ini pasti bukan blekok yang tadi....

    BalasHapus