01 Oktober 2012

Aliran Sesat

Celananya menyempit di bawah, press-body atau press-kaki, semacam itulah.
Sepatunya hak tinggi, seperti sepatu John Lennon. Rambut kelimis tebal, disisir rapi. Namanya Yono, murid baru, pindahan dari Jakarta. Ganteng dan gaya. Trendy abisss.
Gaya serta perilakunya di jaman itu ternyata membuat beberapa teman lain seperti mendapat semangat, maka pemakai celana sempit dan sepatu berhak tinggi bertambah dua-tiga orang, dan kelompok kecil mereka itu mendapat julukan aliran sesat, yang setiap saat terancam sanksi untuk dirobek celananya oleh guru pengawas.
Kami tetap berteman secara baik dan biasa, tak ada perlakuan beda terhadap mereka, dan teman-teman dari 'aliran sesat' itupun juga demikian. Hanya beda gaya serta perilaku.

Ketika bertemu kembali setelah empatpuluh tahun lebih berpisah, sisa-sisa ketrendiannya masih  terasa, tetapi rasa kerinduannya terhadap masa-masa berkumpul bersama di SMA lebih kuat lagi.

Wajah-wajah sudah menua, sebagian menjadi cukup sulit untuk dilacak dan dikenali kembali. Kearifan sebagai hasil perjalanan hidup tertangkap dalam obrolan-obrolan yang berlangsung.

Tahun depan direncanakan akan bertemu kembali, semoga semua tetap sehat dan tambah pinter, agar lulus ujian di sekolah kehidupan. Terutama dalam mata-pelajaran "Diri Sendiri".

Hery Haryanto, Sonhaji, Achmad Nangim, Tri Istiningsih, Tiauw Hing, Kwat Lok, Farchan, Wahib, Sri Subiyati, Sunarman, Djumharti, S Widjaya, dan yang lain ditunggu kehadirannya, semoga tetap sehat.

Sampai jumpa......

( mas Amir Faisol dan  mbak Titik Isnaeni terima kasih, juga Paula, Wibisono, Yono, Kanapi, Suparjo, Iskak, Suparman, Sukamto, Darmini, Kenul, Djoko Muljanto, Heru Irianti, Painah, 'Paijo' Aminin, Sun Liang, para bude-pakde lainnya yang saat ini aku masih lupa wajah dan namanya, menunggu publikasi dari foto reuni MG 69 yang diambil kemarin di Kutoarjo, 30 September 2012.  )

2 komentar:

  1. Waktu boleh berlalu, usia pasti bertambah(?) namun apa yang pernah kita alami sungguh menjadi "pupuk" kehidupan kita.
    Alangkah suburnya kita dengan kehidupan ini karena "pupuk" yang kita terima.
    Sungguh indah dikenangkan, nostalgi abadi.
    Salam sahabat, salam....

    BalasHapus
  2. iiiiyyyesssss
    makasih pakdhe sol rumahku sudah disambangi

    BalasHapus