18 Agustus 2017

Blog Ini



Blog ini belum berakhir, meskipun sudah terlalu lama tidak diisi dengan tulisan baru.
Perkembangan situasi pribadi dan lingkungan yang sangat dinamis menjadikan hasrat menulis menjadi 'kempes'....
Blog memberikan ruang yang cukup untuk menuangkan isi pikiran secara luas dan mendalam, sedangkan penulisan di media sosial yang lain pada umumnya berisi ungkapan singkat, karena kebutuhan dan kesempatan untuk membacanya memang sangat terbatas.

Sebenarnya banyak sekali yang ingin dituliskan kembali di sini, baik itu tentang pengalaman, pemikiran, maupun sekedar hahahihi sebagai intermezzo.

Salah satunya adalah hasil jagongan pada malam tasyakuran peringatan kemerdekaan, pada tanggal 16 Agustus kemarin ini. Ini menyangkut kehidupan bertetangga.....
Pak Wakil Ketua RT berkisah,  pada suatu saat ada warga yang melaporkan adanya gangguan dari tetangga sebelah berupa cucuran air dari genting yang jatuhnya pas mengenai tembok rumahnya sehingga tembok itu menjadi basah dan lembab. Lebih celaka lagi, akhirnya jamur tumbuh di tembok bagian dalam rumahnya.
Warga tersebut meminta agar pak RT (maksudnya Ketua RT) menegur dan mengingatkan warga yang menjadi penyebab 'gangguan bencana' tersebut.
"Apakah Bapak sudah pernah memberi-tahu tetangga sebelah, bahwa rumah Bapak terkena dampak seperti itu?" tanya pak RT.
"Belum pak, seharusnya dia itu sudah ngerti sendiri bahwa itu merugikan saya. Jadi pak RT saja yang memberi tahu beliau, itu lebih enak"
(Oooooooo begitukah cara berpikirnya untuk mencari aman..... main remote dia.....)

Pada suatu kesempatan di hari berikutnya, diundanglah kedua fihak ke rumah pak RT, tempat paling netral bagi keduanya.
Setelah basa-basi sebagai pengantar untuk mengencerkan suasana, kemudian pak RT menyampaikan bahwa beliau mendapatkan keluhan dari tetangga A, dan diminta untuk menyampaikan ke tetangga B.
"Karena Bapak-bapak sekarang sudah bertemu di sini dalaqm keadaan baik, maka silakan pak A menyampaikan sendiri masalah yang dikeluhkan kepada pak B", kata pak RT.
Terperangah dengan kata-kata pak RT, pak A sejenak kehilangan kata dan tampak gelisah mencari-cari cara...
Akhirnya, bla-bla-bla.....
Pak B yang mungkin semula bertanya-tanya tentang urusan serius apa yang dihadapinya, akhirnya menjawab dengan enteng hati.....
" Oooooooo..... begitu to pak..... Saya jadi malu, urusan yang seperti ini kok sampai melibatkan pak RT, lha mbok bapak bicara langsung saja dengan saya, wong saya ini juga rasanya nggak sulit kok diajak bicara..... Baik, saya minta maaf dan saya akan pasang talang di genting saya"
Pak B menambahkan:
"Dan saya berharap kepada bapak, untuk hal-hal lain yang berkaitan dengan urusan antar-kita, nantinya bapak tidak perlu membuat ribet pak RT, mari kita selesaikan bersama-sama"

Kisah itu, memberikan gambaran bahwa prasangka sangat sering membuat komunikasi menjadi tersumbat, dan sumbatan itu berpotensi meletus menjadi friksi bilamana salah-satu fihak tidak mampu menahan diri. Apalagi kalau seandainya ada agitasi dan provokasi dari fihak lain yang mungkin memang jahil atau sekedar iseng karena suka melihat tetangganya saling berantem.

Dari peristiwa kecil dan sepele, kita dapat melihat bahwa kejadian-kejadian besarpun polanya ternyata mirip-mirip juga.

Salam damai....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar