kita baca sama-sama, judulnya ada di atas.
Halo shohib-shohib MG
69
Awal
tahun 1967, kita lulus seleksi masuk SMA Negeri Purworejo, sekolah yang paling bergengsi, satu-satunya
SMA yang berstatus Negeri di Kabupaten Purworejo, dengan rasa senang dan bangga
tentunya.
Awal
menjadi anggota keluarga besar SMAN Purworejo kita diplonco oleh kakak kelas .
Topi besek , kalungan karton yang bertuliskan nama kita masing-masing, membawa sapu
lidi , pengki dll. menjadi atribut kebesaran wajib tiap hari. Dipadati dengan
berbagai acara, seperti apel pagi, pengarahan
dengan intonasi yang bergaya galak, kerja bakti, dan kegiatan lainnya, kita tetap patuh walau
menggerutu dalam hati . Bila kita melanggar tata tertib, kursi pesakitan
menunggu di pengadilan Mapras. Eksekusi hukuman dijatuhkan pada hari inagurasi. Hukuman 20 tahun berarti si terhukum
diharuskan menari potong bebek angsa di panggung; hukuman mati berarti si terhukum harus
minum jamu brotowali .
Tiga
tahun kita lalui bersama merupakan masa yang paling indah dalam kehidupan
remaja yang penuh dengan keceriaan, walaupun rasanya sebagian besar dari kita
belum mengenal indahnya masa pacaran
karena masa remaja kita masih belum berani naksir teman dan mungkin masih belum punya andalan. Tetapi keceriaan
tetap saja menemani kita tiap hari. Hampir tiap hari ada saja peristiwa atau
cerita yang membuat kita tertawa, apakah itu dari pak guru yang menyelipkan
joke di sela waktu mengajar , atau tingkah polah teman kita , atau kita ngglendengi
tingkah laku atau gaya guru waktu mengajar .
Tiga
tahun itu pula bapak dan ibu guru membimbing kita. Pak Darno – Kepala Sekolah
sekaligus guru Diffrensial dan Integral, Pak Kosasih - Bahasa Indonesia , Pak
Sugiarto - Bahasa Inggris, Pak Wardoyo dan
Pak Dartoyo - Civics , Pak Sriyono - Ilmu Hayat , Pak Jamil - Ilmu Alam dan Mekanika,
Pak Karmin - Aljabar Analit dan Stereometri , Pak Winoto Sugeng - Goniometri , Pak
Wardi - Kimia , Pak Hadi - Sejarah, Pak Sumitro - Ilmu Bumi, Pak Asmuni
- Geografi, Pak Kusen - Menggambar , Pak Warsito - Bahasa Jerman dan last but not
least Pak Margono dengan Pendidikan Agama Islamnya. Dan masih banyak bapak dan
ibu guru lainnya yang membagi pengetahuan yang beliau miliki kepada kita.
Beliau-beliau adalah begawan yang tulus mendidik kita , membekali kita dengan
berbagai ilmu dan ajaran budi pekerti dan moral yang luhur . Kita tidak dapat
membalasnya, kecuali hanya dengan doa , semoga darma baktinya dicatat sebagai amal
sholeh dihadapan Allah SWT.
Akhir
tahun 1969 kita lulus dan meninggalkan SMAN Purworejo tercinta. Sebagian dari
kita, ada yang langsung bisa menikmati bangku kuliah perguruan tinggi di
fakultas kedokteran, tehnik, ekonomi, fmipa, hukum, fisip, ikip, atau fakultas lainnya. Sebagian lagi memasuki akademi kedinasan yang berikatan
dinas dan sebagian lagi berjihad mencari pekerjaan, baik di Purworejo atau
hengkang ke kota lain, dan terus berjihad untuk mengejar cita-citanya yang
tertunda.
Perjalanan
selanjutnya, kita mengarungi samudra kehidupan dengan menaiki bahtera takdir
kita masing-masing.
30
September 2012 kita bertemu kembali di rumah Mas Amir Faisol dan Mbak Titik
Isnaeni di Kutoarjo. Fisik kita sudah berubah, bahkan hampir tidak saling
mengenal lagi. Garis kerut di dahi, pipi yang sudah mlorot, bandul dibawah
mata sudah menggelayut, rambut yang sudah putih memplak, itu semua karena
Sunnatullah, hukum alam yang tidak bisa dihindari. Namun semua ini bukan
merupakan halangan bagi kita untuk saling bertemu kembali, walau hanya sejenak.
Kenangan lama membangkitkan kita untuk tetap bertemu lagi. Silaturahim.
Semoga
jalinan silaturahim ini tetap terjaga. Aamiin.
Tangerang, akhir Desember 2012 - Kanapi
- ex B2
Catatan dari yang berwajib: ada yang mau nyusul untuk posting?
Terimakasih buat mas kanafi yang telah mengingatkan ingatan yang sudah mulai sowak.
BalasHapusBuat mas paromo mohon di up load pas foto temen temen tentu dengan nama di bawah nya sukur di kasih komentar yg lucu lucu.
Trims.
mas Indrosaswanto..... komen hampir sepuluh tahun yang lalu saya baca lagi.....
BalasHapusmas Indrosaswanto..... komen hampir sepuluh tahun yang lalu saya baca lagi.....
BalasHapus