28 November 2013

Keputusan

Mike Tyson  kalah,  kemudian  memutuskan  untuk  tidak  bertinju,  dan  akan  pergi  ke Afrika  untuk  melakukan  aktivitas  di bidang  keagamaan.
Yang  menjadi  pertanyaan  adalah : Mengapa  setelah  kalah ?  Apakah  sebelumnya  dia  sudah  merencanakan : apabila  nanti  aku  kalah  maka … bla … bla … bla … Bagaimana  seandainya  dia  tidak  atau  belum  kalah  juga ?
Hidup  adalah  sebuah  kompetisi,  bahkan  adalah  sebuah  perjuangan  ( apabila  seseorang  sadar  tentang  beban  tanggung-jawab  yang  terpikul  di pundaknya ).  Sehingga  harus  dijalani  dengan  melalui  serangkaian  keputusan,  baik  yang  dibuat  sendiri  maupun  keputusan  yang  diambil  karena  ada  keputusan  lain  dari  luar  dirinya  yang  mempengaruhi  hidupnya.
Ketika  krisis  minyak  goreng  terjadi  beberapa  tahun  lalu,  ibu-ibu  pernah  memasak  tanpa  minyak,  karena  Presiden  mengeluarkan  petunjuk :  gorenglah  telor ceplok  di atas  wajan  dengan  air.  Ada  yang  mengikuti  cara  itu,  tetapi  sebagian  yang  lain  tidak.
Sebagian  orang  memutuskan  untuk  benar-benar  memasak  tanpa  minyak  goreng,  sebagian  lagi  ada  yang  membuat  sendiri  minyak  goreng,  dan  sebagian  lainnya  berjuang  untuk  mendapatkan  minyak  goreng  dengan  cara  dan  pengorbanan  masing-masing.
Namun  apapun,  keputusan  harus  dibuat  supaya  hidup  tetap  nyaman.

Masalahnya  adalah :  ada  yang  membuat  keputusan  setelah  sesuatu  terjadi,  dan  ada  yang  membuat  keputusan  karena  memperhitungkan  bahwa  sesuatu  akan  terjadi.

Selamat memutuskan.

19 November 2013

Pak Tukang Las

seorang teman menceritakan pengalamannya:
kemarin dia pergi ke tukang las, dan melihat seorang 'bapak' agak berang berdebat dengan pak tukang las yang sudah selesai ngelas barang si bapak

pak 'bapak': masak ngelas begini saja ongkosnya duapuluh ribu! tahu cuman gini aku juga bisa, ngga usah minta tolong sampeyan..., itu namanya meres...

pak Las: itulah pak, bapak tolong jangan bicara begitu... kalau bapak ikhlas ya dibayar, kalo enggak ya silakan itu dibawa pulang saja toh sudah dilas dan bisa bapak pake....

dengan bersungut-sungut si 'bapak' ambil duit limapuluh ribuan sambil berkata: kembaliannya!!

oleh pak Las diberi kembalian beberapa lembar lima ribuan, dua ribuan dan seribuan berjumlah tiga puluh ribu
si 'bapak' mukanya merah, barangkali tidak senang dompetnya terisi uang receh yang tidak baru, tanpa bilang apa-apa lagi beliau ngeloyor pergi.
pak Las: Terima kasih pak, maaf uangnya recehan......

teman saya bertanya ke pak Las: Bapak ini sabar amat...
pak Las: mas, tugas saya di sini ada dua, melayani orang dan mencari nafkah untuk keluarga... dua-duanya harus saya lakukan dengan baik dan benar... dan apa adanya...

lantas soal tarip tadi?
pak Las: tarip dua puluh ribu itu saya kira sepadan dengan kemampuan saya yang mungkin tidak bisa dilakukan oleh orang lain

sahabat,
teman saya merasa mendapat pelajaran berharga tentang menjadi makhluk (titah-jw) yang disebut manusia

dan saya juga
salam