24 September 2010

Pelat Merah

Benar juga komentar banyak orang bahwa salah-satu penyebab semakin macetnya jalanan adalah iring-iringan mobil pejabat yang mendapatkan prioritas lewat.
Kemarin, ketika saya berada di tengah antrian kendaraan yang berjalan merambat, terdengar suara sirene menggeram-geram berat dan putus-putus (seram) berseling dengan bunyi nguing-nguing dari arah belakang, saya pikir ada patroli polantas berbarengan dengan mobil ambulans. Kebetulan saya ada di jajaran mepet pinggir jalan sehingga tidak terlalu merasa wajib memberi jalan kecuali melambatkan lagi laju kendaraan saya (yang sebenarnya sudah sangat lambat)

Ketika lewat, ternyata adalah kawal polantas untuk satu mobil pelat merah. Hanya satu!
Ya ampuun, sekilas terbayang bahwa pak pejabat itu terlambat bangun atau isterinya yang nyalon sanggul terlalu lama sehingga musti ngejar waktu untuk hadir di acara tertentu.
Ternyata setelah terbaca nomor pelatnya, ternyata pak pejabat itu tetangga saya sendiri! Tetangga saya yang sekarang menjadi salah satu pejabat penting dan tempat kerjanya tidak terlalu jauh dari tempat kerja yang saya tuju.

Tahu begitu tadi mestinya saya numpang jalan saja dari rumah.

Kira-kira boleh numpang jalan di mobilnya enggak ya? Kalau boleh, lumayan kan, nggak kena macet sehingga bisa lebih cepat nyampe.
Tapi jangan-jangan beliau sudah lupa bahwa saya adalah salah-satu diantara beberapa tetangganya......

Jangan ngelunjak aaaaaahhhh............., pake mau numpang segala! Kamu kan manusia pelat kuning, masa mau numpang naik mobil pelat merah.


.

22 September 2010

suatu malam di langit sana

sejuta bintang jatuh
berkejapan melintas di kegelapan
adakah satu
untukku

sejuta bintang jatuh
berkejapan di kegelapan
adakah satu
adalah aku

sejuta bintang jatuh
diam-diam, tanpa cahaya
menyala
tanpa bara

sejuk
hening
maya


.

09 September 2010

Latah dan Basa-basi? Bukaaaaann...

Tapi ini benar-benar serius.
Teman-teman: Meskipun seharusnya yang namanya minta maaf dilakukan setiap saat, tetapi saya sungguh ingin memohon kepada Anda, maafkanlah kesalahan saya manakala tulisan-tulisan saya telah membuat rasa hati Anda terkoyak, terluka, teriris, terganggu, dan tercederai.

Saya ingin belajar lebih banyak untuk menjadi lebih arif, tetapi mungkin kemampuan saya jauh dari memadai untuk keinginan itu, sehingga selalu saja ada duri yang terpasang dalam tulisan-tulisan di blog ini maupun komen saya pada blog Anda.

Saya mohon maaf,
lahir-batin,
tulus.

Semoga Anda tetap ada dan menginspirasi saya dengan segala yang telah dan tetap Anda tuliskan,

Selamat Idulfitri 1431 H.

Salam.


.

08 September 2010

Malam bersama Puisi

Malam ini aku membaca puisi pak Taufik Ismail, saya ingin Anda ikut menyimaknya:



Membaca Tanda-Tanda


Ada sesuatu yang rasanya mulai lepas
dari tangan
dan meluncur lewat sela-sela jari kita

Ada sesuatu yang mulanya
tak begitu jelas
tapi kini kita mulai merindukannya

Kita saksikan udara
abu-abu warnanya
Kita saksikan air danau
yang semakin surut jadinya
Burung-burung kecil
tak lagi berkicau pagi hari

Hutan kehilangan ranting
Ranting kehilangan daun
Daun kehilangan dahan
Dahan kehilangan
hutan

Kita saksikan zat asam
didesak asam arang
dan karbon dioksid itu
menggilas paru-paru

Kita saksikan
Gunung memompa abu
Abu membawa batu
Batu membawa lindu
Lindu membawa longsor
Longsor membawa air
Air membawa banjir
Banjir membawa air

air
mata

Kita telah saksikan seribu tanda-tanda
Bisakah kita membaca tanda-tanda?

Allah
Kami telah membaca gempa
Kami telah disapu banjir
Kami telah dihalau api dan hama
Kami telah dihujani abu dan batu

Allah
Ampuni dosa-dosa kami

Beri kami kearifan membaca
Seribu tanda-tanda

Karena ada sesuatu yang rasanya
mulai lepas dari tangan
dan meluncur lewat sela-sela jari

Karena ada sesuatu yang mulanya
tak begitu jelas
tapi kini kami
mulai
merindukannya.

1982



Demikian tulisnya, semoga Anda menikmatinya pula.
Salam.


.

06 September 2010

Ragam Menjenguk Orang Sakit

Setiap menjenguk keluarga, kerabat, tetangga atau teman yang sedang sakit selalu saja terpikir oleh saya, apa yang sebaiknya saya bicarakan dengan mereka. Apalagi kalau sakitnya cukup serius.
Saya kerapkali mengamati perilaku orang ketika menjenguk orang sakit, baik itu di rumah sakit ataupun di rumah, tapi sampai sekarang masih belum punya model (ragam) ideal dari sekian contoh yang saya temui tadi. Beberapa ragam, lagak dan gaya tersebut di antaranya adalah:

(1)
Investigasi
Berbicara, bertanya, menyampaikan pemikiran tentang penyakit yang diderita si sakit. Bertanya tentang awal-mula sakitnya, rasa sakitnya, dokter yang merawat, obat-obatan dan cara perawatannya, sikap para perawat, angka kredit rumah sakitnya, upaya-upaya lain yang pernah dan akan dilakukan, dampak penyakit terhadap tubuh dan mental, biaya perawatan, dll.

(2)
Dokter atau Orang Pintar
Gayanya adalah menelaah penyakit yang diderita, bercerita pengalaman-pengalaman pribadi dan pengalaman orang lain yang pernah didengar (langsung maupun menurut cerita orang lain lagi), mengkritik pengobatan dan perawatan yang dianggap 'biasa' dan biasanya dilanjutkan dengan menganjurkan model dan metoda perawatan dan pengobatan tertentu, atau dokter dan ahli tertentu, termasuk menganjurkan dan memuji-muji obat dan cara pengobatan tertentu sambil menganggap yang lain sebagai kalah manjur dan bermutu. Hal-hal ini sering ditambah dengan rujukan-rujukan dari sumber-sumber yang terdengar valid dan mentereng, misalnya menyebut sumbernya 'internet' atau jurnal tertentu atau sejarah orang-orang hebat yang konon pernah menderita karena penyakit serupa.

(3)
Motivator
Sok membangkitkan semangat adalah sesuatu yang dianggap penting dilakukan ketika berhadapan dengan pesakit. Mulai dari pesakit yang harus doyan makan, rajin minum obat, dan lain-lain supaya segera sembuh dan dapat menikmati hari-hari seperti biasanya. Mental harus bangkit melawan penderitaan sakit, karena diri kita dibutuhkan oleh banyak orang, mulai dari keluarga, teman kerja maupun orang lain yang berada di sekitar. Menimbulkan semangat harus segera sembuh karena masih banyak tugas yang menanti, atau segera sembuh agar kesenangan-kesenangan yang terlewat dapat segera dinikmati kembali, seperti jalan-jalan, makan-makan, kongkow-kongkow dan lain-lainnya.

(4)
Pendeta
Isinya nasehat, a.l.: Berserah diri kepada Yang Maha Kuasa, seraya memohon ampun barang kali sakit ini akibat dari kesalahan yang pernah dijalani pada waktu lalu. Banyak berdoa untuk mohon kesembuhan dan diringankan dari rasa sakit. Harus ikhlas menjalani karena pasti ada hikmah di balik penderitaan. Bagus sekali memang, tapi kok....?

(5)
Badut
Bercanda tentang segala macam, yang maksudnya mengalihkan perhatian si sakit dari penyakit dan rasa sakitnya. Berbicara tentang kejadian-kejadian lucu, yang benar-benar terjadi maupun yang sekedar ngarang atau mencontek dari tempat lain. Atau kembali mengenang cerita-cerita lucu dan lama yang pernah dijalani bersama-sama, dan menjadi kenangan yang menyegarkan. Biasanya dilakukan sambil tertawa-tawa, apalagi kalau ada suporternya, yakni tamu yang sama-sama menjenguk; padahal si sakit merasa ketawa menyebabkan ia merasa sakit di bagian badan tertentu.

(6)
Bossy
Datang, lantas tanya-tanya kronologi singkat tentang asal mula, tanggal-tanggal dan hari. Biasanya diikuti dengan uraian (singkat juga) aktivitas sendiri yang dijalani; maksudnya agar si sakit atau keluarganya mafhum bahwa dia adalah orang penting dan sibuk. Terakhir biasanya lalu ada sebuah amplop yang diberikan, dan terakhir pamit pulang yang terkadang disertai sedikit pemberitahuan bahwa selepas ini dia masih harus melakukan hal penting, bertemu orang penting, pokoknya 'penting'. Selesailah ritus standar 'Bos' menjenguk 'bawahan' yang sedang sakit

(7)
Ngawur
Datang-datang lantas cerita ngalor-ngidul kepada sesama tamu lainnya dengan cerita yang tidak ada hubungannya sama-sekali dengan hajat menjenguk orang sakit. Sering malah berbicara tanpa melibatkan si sakit atau keluarganya. Lebih konyol lagi: berdebat atau mendebat kata-kata sesama penjenguk. Hal itu dilakukan tanpa memperhatikan kondisi si sakit maupun keluarganya, atau, penderita lain dan keluarganya yang berada di ruangan yang sama.

(8)
Pelit bicara
Karena kebetulan datang bersamaan dengan penjenguk yang lain, maka setelah menyalami si sakit dan keluarganya lantas diam saja, menjadi pendengar yang baik bagi sesama tamu lain yang bicara. Paling-paling berkata "oh, ya?", atau "betul sekali", atau malah cuma senyam-senyum sambil berpikir tentang saat yang paling tepat untuk pamit pergi.

(9)
Memanfaatkan Peluang
Wah, ini biasanya dengan cepat terbaca oleh distributor atau member MLM yang mempunyai obat atau suplemen mahamanjur. Satu produk multi manfaat, sekali tepuk tujuh nyawa dapat diselamatkan. Seraya menunjukkan selembar brosur berisi penjelasan produk dan testimoni orang yang pernah terselamatkan, dan tidak lupa selembar kartu nama. Yang payahnya lagi (atau parahnya?) terkadang si Member tadi adalah teman dari penjenguk, atau lebih ngepopnya disebut 'mitra' atau 'upline'; jadi sebenarnya secara langsung belum pernah berkenalan dengan si sakit maupun keluarganya, tetapi datang karena diajak si penjenguk sambil ditugasi untuk menjelaskan dan menawarkan produk MLM di mana mereka menjadi member. Eh, menjenguk atau berdagang, nih! pasti akan dijawab: memberi informasi yang baik bukan sebuah kesalahan, kan?

(10)
Apa lagi ya?


Mungkin ragam ke sepuluh inilah yang sedang saya cari, namun saya belum mendapatkan gambarannya, sehingga sampai dengan saat ini apabila harus menjenguk orang sakit, saya sangat senang apabila tidak harus pergi sendiri.
Tapi karena itu pula mungkin saya menjadi bingung, karena beberapa dari orang yang menemani saya ( atau saya temani ) itu cenderung menggunakan ragam-ragam di atas.
Enggak lucu, ya?!


.